Senin, 28 Desember 2009

sejarah korea


BAB I PENGANTAR

Dalam mempelajari sejarah bangsa korea, mencakup berbagai dimensi yang semuanya bertujuan memberikan pengetahuan awal sejarah korea secara menyeluruh mengenai latar belakang munculnya bangsa korea dan perkembangannya. Munculnya bangsa korea dapat dijelaskan berdasarkan asal usul, kebudayaan, klasifikasi menurut waktu maupun kelompok masyarakat yang bermukim di wilayah Korea. Suku bangsa korea berasal dari suku bangsa Nomad yang berimigrasi dibarat laut daratan cina menuju semenanjung korea yang bertujuan mengubah dari kehidupan nomaden menjadi kehidupan yang menetap. Kerajaan pertama disemenanjung korea adalah kerajaan Gochoson yang disusul dengan beberapa kerajaan Puyo dan koguryo, paekche, dan silla.Pada abad ke 14 kaum terdidik dan kaum ksatria berhasil menggulingkan kaum bangsawan koryo dan mendirikan kerajaan choson. Dibawah kepemimpinan Hengson Dewan gun kerajaan melakukan kebijakan reformasi dengan mengangkat sarjana sebagai pegawai birokrat.Ketika pemerintahan jepang berkuasa di koreakekejaman kaum imperialis jepang menimbulkan bangsa korea melancarkan serangan terhadap jepang,dan berakhir pada tahun 1918,tidak lama setelah keberhasilannya bangsa korea harus menghadapi kekuatan sekutu. Sebagai dua Negara pimpinan amerika serikat dan mencoba mendirikan pemerintahan sendiri baik di korea utara maupun di korea selatan.Akhirnya pada tahun 1948 US mengundurkan diri dari perannya dikorea utara dan diikuti olea AS pada tahun 1949









BAB 2 MASA PRASEJARAH

Masyarakat korea masih memakai system penanggalan dangun. Penanggalan dangun itu mulai sejak tahun 2333 Sebelum masehi.Dengan dan dianggap oleh bangsa korea sebagai leluhur bangsa yang mendirikan Negara korea kuno yang disebut Go Chosan Tahun 2333 SM dikaki gunung Baek-du.Untuk dapat mengenal sejarah korea perlu dikaji lebih dahulu kitab –kitab kerajaan Wei Shu yang dibuat pada masa kerajaan kerajaan kecil didaratan cina. Kitab tersebut menjelaskan bahwa bangsa korea berasal dari bangsa nomand yang berimigrasi ke semenanjung korea, dan disana banyak dipengaruhi oleh pasang surutnya kebudayaan Hinduiisme. Kerajaan pertama adalah kerajaan Go Choson, yaitu kerajaan kuno. Proses pembentukan bangsa korea 3 suku yaituYe, Maek, dan Han. Suku maek dan ye pernah mendirikan kerajaan kuno diantaranya Go Chosan, Buyo, Kokuryo, Hokjo dan dongiyc.Sementara Han mengembangkan 3 kerajaan yaitu Mahan, Jinhan, dan Byonhan.
















BAB 3 KERAJAAN & PERKEMBANGANNYA

A. PERKEMBANGAN 3 KERAJAAN PENYATUAN BANGSA KOREA
Sekitar abad pertama masehi muncul 3 kerajaan di semenanjung korea yaitu kokuryo,baekje,dan silla.Kehidupan sosial ketiga kerajaan tersebut dikembangkan dengan berlandaskan pada kebudayaan yang dimiliki oleh kaum bangsawan.Masyarakat ketiga kerajaan tersebut berhasil menciptakan kebudayaan yang unggul,bahkan diperkenalkan pada bangsawan jepang,terutama kebudayaannya.
1. Pendirian 3 Kerajaan dan perkembangannya.
(1) Pendirian 3 kerajaan dan kerajaan-kerajaan kuno.
Di semenanjung korea terbentuklah 3 kerajaan yaitu kokuryo,baekje,dan silla.Semenjak pendiriannya ketiga Negara tersebut menyederhanakan system penguasaan sentralisasi melalui penggabungan dan penyebaran terhadap Negara patriarchal
(2) Perkembangan KeRajaan Kokuryo dan baekje
Kerajaan kokuryo muncul sebagai kerajaan pertama dan berhasil memperoleh hegemoni dibagian timur laut asia dan berhasil dalam perluasan wilayah.Sementara itu menjelang runtuhnya kerajaan Go Choson’sejumlah pengungsi yang sebagian besar berasal dari buyo dan kokuryo pindah dari utara ketepi sungai hand an mendirikan kerajaan silla.Namun dalam jangka waktu yang tidak beberapa lama,kerajaan baekje direbut oleh kerajaan silla melalui cara kekerasan.
(3) Perkembangan kerajaan Silla dan perubahan Gaya
Kerajaan silla berkembang melalui penggabungan wilayah dan kerajaan tersebut berhasil menghadang invasi jepang.Pada abad ke 6 ,kerajaan silla muncul sebagai suatu kerajaan yang kuat meskipun kerajaan itu merupakan kerajaan yang paling akhir muncul disbandingkan dengan kerajaan lainnya dan ditetapkan nama silla sebagai nama resmi kerajaan dan mengubah gelar menjadi raja
2. Penyatuan 3 Kerajaan oleh Kerajaan Silla
(1) Perang Salsu dan kemenangan Kokuryo di benteng Arshi
Penggabungan kekuatan antara kerajaan Kokuryo dan Baekje itu memdorong Silla untuk mendekati kerajaan Cina. Di daratan Cina muncul kerajaan Tang yang membuka hubungan persahabatan dengan kerajaan Kokuryo yang pada saat itu dikuasai oleh Yon Kaesomun, seorang politikus dan jenderal di kerajaan Kogoryo harus berjuang keras menghadapi kerajaan Tang. Meskipun berhasil diduduki kerajaan Tang selama 60 hari namun benteng Ahshi berhasil direbut kembali oleh pasukan Kokuryo dan penduduk benteng Ahshi. Kemenangan tersebut mencerminkan kemenangan Kokuryo yang dilandaskan pada penyatuan kekuata kerajaan Kokuryo.
(2) Runtuhnya kerajaan Baekje dan Kokuryo
Melalui penggabungan kekuatannya dengan kerajaan Tang, kerajaan Silla yang letaknya agak terpencil di Semenanjung Korea berhasil mengalahkan kekuatan gabungan kerajaan Kokuryo dan Baekje. Dengan menggunakan kesempatan pasukan gabungan kerajaan Silla dan Tang mulai menyerbu Kokuryo. Meskipun mendapat perlawanan dari rakyat Kokuryo, namun pada akhirnya ibukota kerajaan Kokuryo Pyongyang berhasil ditahlukkan pada tahun 668.
(3) Perang antara kerajaan Silla dan kerajaan Tang dan penyatuan 3 kerajaan oleh Kerajaan Silla
Setelah kerajaan Kokuryo dan baekje runtuh. Kerajaan Tang berusaha untuk menahlukkan kerajaan Silla dan menguasai bekas wilayah kerajaan Kokuryo dan Baekje setelah berhasil mengalahkan pasukan tang di Benteng Maecho, pasukan Silla berhasil membawa Bangsa Korea masuk pada masa penyatuan.




3. Kehidupan Sosial dan Seni Budaya 3 Kerajaan
(1) Masyarakat dan perekonomian
Di masa 3 kerajaan, pembagian masyarakat berdasarkan kekuasaan dikelompokkan dalam 3 golongan yaitu bangsawan, masyarakat awam dan masyarakat kelas bawah. Stratifikasi sosial yang bertingkat-tingkat itu dibedakan dengan perbedaan pakaian, kendaraan, perumahan. Ketiga kerajaan tersebut melakukan usaha-usaha, khususnya melalui pembaharuan sistem politik, perindustrian juga berperan penting bagi ketiga kerajaan.
(2) Masuknya agama Budha dan perkembangannya
Dalam proses perkembangan kerajaan Kokuryo, Baekje dan Silla sangat membutuhkan agama baru sebagai pondasi untuk penyatuan masyarakat secara rohani. Agama Budha yang pada saat itu berasal dari India diperkenalkan pada ketiga kerajaan Semenanjung Korea tersebut. Agama Budha terus berkembang di ketiga kerajaan atas dukungan penuh dari anggota kerajaan dan kaum bangsawan. Yang bertujuan dapat melindungi keamanan kerajaan, khususnya di kerajaan Silla.
(3) Penyebarluasan ajaran Konghucu dan penerbitan buku sejarah
Memasuki zaman 3 kerajaan, bangsa Korea mulai menggunakan huruf Cina dan mengajarkan agama Konghucu dan sastra Cina sambil memakai Idu semacam huruf yang menerapkan arti dan bunyi huruf Cina untuk menuliskan bahasa Korea.
(4) Kegiatan seni budaya 3 kerajaan
Di masa ketiga kerajaan Korea kuno, kaum bangsawan menciptakan seni budaya yang halus dan beraneka ragam, sedangkan masyarakat awam mengembangkan seni budaya secara tradisional.




4. Ekspansi Kerajaan Baekje secara politis
(1) Baekje merupakan kerajaan yang paling aktif mengadakan ekspansi ke luar negeri
Bila dibandingkan dengan dua kerajaan yang lain. Pertengahan abad 4, kerajaan Baekje berhasil memperluas wilayahnya sampai Liao-his dan Shantung. Kerajaan Baekje juga melancarkan ekspansi ke beberapa daerah Kyushu.
(2) Kegiatan wiharawan di Cina
Sejak masuknya agama Budha di wilayah 3 kerajaan Korea, sejumlah besar wiharawan dari 3 kerajaan belajar di Cina dan bahkan berziarah sampai ke India. Kerajaan Baekje berziarah ke India untuk membawa kitab agama Budha.
(3) Pemindahan masyarakat 3 kerajaan ke Jepang
Setelah memasuki jaman sejarah, sejumlah besar masyarakat Korea yang pindah ke kepulauan Jepang memperoleh sambutan hangat dan masyarakat Jepang perpindahan masyarakat Korea ke Jepang mendorong pengembangan teknologi dan kebudayaan masyarakat Jepang.
(4) Penyebarluasan kesenian 3 kerajaan di Jepang
Kebudayaan 3 kerajaan yang telah mencapai puncak kejayaannya mempengaruhi pengembangan kebudayaan kuno Jepang dengan mengirim sejumlah orang, yang terdiri dari para wiharawan, ahli arsitektur dan ahli-ahli lainnya untuk mengembangkan agama Budha dan kebudayaan masyarakat Jepang.

B. Kerajaan Silla Baru dan Balhae
Melalui penyatuan kerajaan Koguryo, Paekche dan Silla oleh kerajaan Silla. Bangsa Korea mulai membentuk kebudayaan nasional dibawah satu pemerintahan dan satu undang-undang kerajaan Silla baru.


1. Perkembangan dan Kemerosotan Kerajaan Silla baru
(1) Pembaharuan sistem politik
Setelah berhasil menyatukan 3 kerajaan Korea kuno, kerajaan Silla baru segera memperbaiki kehidupan kenegaraan baik politik maupun sosial melalui pembaharuan peraturan dan ketertiban.
(2) Kegiatan perekonomian berdasarkan kepentingan kaum bangsawan
Perekonomian kerajaan Silla baru dikembangkan melalui kaum bangsawan. Para bangsawan menerima sejumlah bidang tanah yang cukup luas dari raja dan juga memiliki banyak budak pribadi dan menambah kekayaannya dengan memberi pinjaman uang pada masyarakat dengan bunga yang tinggi.
(3) Perubahan sosial menjelang keruntuhan kerajaan Silla baru
Selama 100 tahun sejak penyatuan 3 kerajaan, kerajaan Silla baru mencapai masa puncak kejayaannya. Namun pada abad ke-8. kerajaan Silla mendapat kekacauan dan terjadinya perebutan kekuasaan oleh para bangsawan dan sementara itu di berbagai daerah terjadi pemberontakan.
2. Berdirinya kerajaan Balhae
(1) Berdirinya kerajaan Balhae
Setelah runtuhnya kerajaan Koguryo di daerah Manchuria mulai munculnya gerakan restorasi kerajaan oleh para pengungsi kerajaan Koguryo. Kerajaan Balhae berkembang pesat sebagai kerajaan raksasa dengan dikuasainya kembali bekas kerajaan Koguryo, Manchuria, propinsi maritim dan bagian utara Semenjung Korea. Sistem kerajaan Balhae yang menerapkan sistem kerajaan Tang terdiri darri 3 lembaga masing-masing jong sang dong, son jo song, dan jung daesong yang memiliki 6 lembaga bawahan.
(2) Masa kejayaan dan kemerosotan kerajaan Balhae
Pada awal abad ke-9 yaitu di masa pemerintahan raja Son, kerajaan Balhae mencapai puncak kejayaannya. Namun sejak masa pemerintahan raja Son sering terjadi konflik diantara kaum pemimpin dan mulai timbul pertentangan itu yang melemahkan kerajaan Balhae.
(3) Kebudayan kerajaan Balhae
3. Kejayaan Kebudayaan Kerajaan Silla Baru
(1) Perkembangan agama Budha
Sejak pengetahuan 3 kerajaan korea kuno ke dalam keajaa silla baru, agama Budha segera mengalami perkembangan yang sangat pesat. Seiring dengan perkembangannya yang cukup pesat, agama budha tepecah ke dalam berbagai aliran yang terdiri dari aliran dan 9 zen, sesuai dengan ajaran Bodhidarma pada masa kerajaan silla da menyebar di seluruh lapisan masyarakat. Perkemangan pesat agama Budha itu juga berhasil mendorong peningkatan taraf seni lukis agama Budha.
(2) Anjuran Konghucu dan ilmu teknologi
Pada masa Sinmun, di bawah sebuah kukhak (tempat belajar nasional) sebagai sekolah yang menggerakkan ajaran konghuchu dan kesusastraan cina dengan di asuh dan dikelola oleh para sarjana dan pembantunya. Setelah kerajaan silla baru berhasil menyatukan ke-3 kerajaan Korea kuno muncul dua tokoh kebudayaankorea yaitu Kangsu sebagai pengarang dan diplomat dan Sol chong sebagai sarjana terbaik dan terkemuka. Selain mengembagkan ajaran Konghuchu dan ilmu kesusastaraan cina, kerajaan silla juga mengembangkan teknologi cetak kayu.
(3) Kesusastraan Hyangga
Memasuki kerajaan silla baru, hyangga yang telah dibuat sejak masa 3 kerajaan juga ikutu berkembang dengan pesat. Hyangga yang diciptakaann oleh para biksu dan kaum hwarang ini lebih disukai oleh masyarakat awam, diantara para pengarang hyangga, dua orang biksu, Wolmyongso dan Chung damsa merupakan pengarang yang paling terkenal.
(4) Perkembangan Kesenian
Kesenian yang dimiliki dan dikembangkan oleh kerajaan silla baru adalah kesenian terpusat pada agama Budha, contohnya adalah pembuatan patun budha, pagoda dan lonceng yang mengandung ciri khas tertentu, khususnya kekhasan dalam segi keharmonisan dan keseimbangan keindahan. Pada ahli seni budaya kerajaan Silla baru yang terkenal adalah Kinmsaeng, seorang ahli kaligrafi dan Kim Chung-lli, seoarang pelukis yang sangat terkenal di dunia seni lukis Kerajaan Tang.
4. Ekspansi ke Luar Negeri dan Perkembangan Perdagangan Maritim
(1) Pengiriman pelajar ke luar negeri dan kegiatan para pengungsi
Pada masa keajaan Silla baru dan Balhae, bangsa Korea sangat aktif menjalin hubungan dengan luar negeri dan melaksanakan kegiatannya diluar negeri. Misalnya mengirim sejumlah besar pelajar ke Cina untuk mempelajari dan menerapkan kebudayaan kerajaan Tang.
(2) Perdagangan maritim Jang Bo-go
Peningkatam hubungan kerjasama antara kerajaan silla baru dengan kerajaan Tang diwujudkan melalui pengaktifan perdagangan maritim. Seperti kain sutera, kain rami dan gingseng. Namun, perdagangan maritim itu sering mendapat gangguan dari para bajak laut, Jang Bo Go diangkat sabagai utusan Chongkaejin tetapi akhirnya ia terbunuh dalam suatu kekacauan politik.
(3) Pengenalan kesusastraan kerajaan Silla baru ke Jepang.
Setelah kerajaan Silla berhasil menyatukan 3 kerajaan Korea kuno, hubungan diplomatik antara kerajaan Silla baru dan Jepang dapat dipulihkan kembali termasuk juga hubungan pertukaran utusan. Masyarakat Silla bersatu juga memberikan sumbangan besar untuk mengembangkan agama Budha di Jepang selama masa Nora, hubungan diplomatik antara kerajaan silla bersatu dengan Jepang akhirnya harus terputus karena adanya kekacauan politik di kerajaan Silla baru.
C. Masa Kerajaan Koryo
1. Penyatuan kembali dan pertahanan Hak Otonomi Bangsa Korea
(1) Pendirian Kerajaan Koryo dan penyatuan kembali Bangsa Korea
Akhir abad ke-19 yaitu dimasa Ratu Jingsong, kerajaan Silla Baru menghadapi berbagai macam kekacauan yang terutama muncul sebagai akibat penghianatan dan dominasi kekuatan lokal oleh para pemimpin daerah. Dibekas wilayah kerajaan paekche, kyon Hwon, seorang mantan penjabat Kerajaan silla baru, mendirikan kerajaan pasca Paekche didaerah Wansan ( sekarang Jonju ) pada tahun 900. Adapun dibekas wilayah kerajaan Kokuryo, kungye mendirikan kerajaan Pasca Kokuryo.
Pendirian kerajaan baru tersebut menyebabkan wilayah kerajaan Sills baru terbagi menjadi 3 kerajaan. Diantara ketiga kerajaan tersebut, Raja Kungye memegang kekuasaan yang paling besar, tetapi kemudian di usir oleh anak buahnya sendiri. Pada tahun 918, Wanggon berhasil menyatukan ketiga kerajaan tersebut dan mendirikan kerajaan baru yang disebut Kerajaan Koryo. Wanggon kemudian menjadi raja pertama kerajaan Koryo dan memerintah Koryo sampai tahun 943. Wanggon, raja taejo menetapkan nama kerajaan Koryo, yang mencerminkan semangat akan mewarisi kerajaan Kokuryo, dan memindahkan ibu kota Krajaan dari Cholwon ke Song-ak ( Kaesong ), kampung halamannya.
(2) Sistem Pemerintahan
Sebagai lembaga politik tingkat pusat, Raja Song-ak membentuk Naesa Munhasong ( yang kemudian diubah nama menjadi Jungse Munhasong ), Sangsosong dan Jungchuwon. Jungso Munhasong bertugas membahas dan menetapkan kebijakan kerajaan, sangsong bertugas untuk mengelola administrasi negara yang terbagi dalam 6 departemen, yaitu departemen personalia, militer, keuangan, kehakiman, kebudayaan dan konstruksi sedangkan Jungchuwon bertugas menangani proses keluar masuk perintah raja dan urusan militer.
(3) Sistem Sosial Masyarakat
Masyarakat Koryo terdiri dari 4 lapisan yaitu lapisan masyarakat tingkat atas ( termasuk anggota keluarga raja dan bangsawan ), masyarakat tingkat menengah ( termasuk penjabat tingkat rendah, petugas urusan pendidikan, anggota militer ), masyarakat tingkat bawah ( petani ) dan masyarakat tingkat paling bawah yaitu kaum budak.
(4) Kekuasan Kaum Ksatria dan perubahan dimensi Kekuatan Politik
Para pejabat ksatria yang selama ini mendapatkan perlakuan diskriminatif, pada masa keajaan Uijong ( tahun 1170 ) melakukan pemberontakan di bawah pimpinan Jong Ju-Bu. Dalam pemberontakan tersebut mereka berhasil menurunkan Raja Uijong dari tahtanya, membunuh sebagian besar pejabat pemerintahan dan mendirikan pemerintahan militer.
2. Perkembangan Kerajaan Koryo
(1) Perluasan jangkauan kebudayaan
Kebudayaan agama Budha pun berkembang seiring dengan diterimanya ilmu pengetahuan dan teknologi dunia arab yang masuk melalui Yuan.
(2) Perkembangan ajaran Konghucu dan ilmu Sejarah
Kebijakan raja Songjong untuk mengaktifkan penerapan ajaran Konghuchu serta pembukaan Kukjagam, sebagai perguruan tinggi untuk mempelajari ajaran Konghuchu, dipusat kerajaan serta Hyanghak didaerah-daerah ikut meletakkan landasan kokoh bagi kemajuan ilmu Konghuchu kerajaan Koryo.
(3) Kejayaan agama Budha dan pembuatan Daejanggyong
Seiring perkembangan kebudayaan budha, kerajaan Koryo melanjutkan membuat kitab suci Daejanggyong untuk memperdalam semua filsafat agama Budha .
(4) Perkembangan Seni Budaya agama Budha
Seni budaya agama Budha yang telah dkembangkan oleh Kerajaan Silla baru dilanjutkan oleh kerajaan Koryo. Dibuat dan dikembangkan seni lukisan, pagoda batu, patung Budha, lonceng dan kerajinan tangan.
(5) Keramik Biru hasil Kerajaan seni Ukir Kerajaan Koryo
(6) Cetak huruf kayu dan logam
Kerajaan Koryo giat mengembangkan teknologi percetakan balok katu dan menghasilkan 3 papan untuk mencetak Daejanggyong.
(7) Kapas, bahan peledak, dan perkembangan ilmu pengetahuan
Menjelang masa akhir kerajaan Koryo, kapas mulai ditanam sebagai busana masyarakat mulai berubah secara besar-besaran.
Metode pembuatan bahan peledak juga berhasil dikembangkan oleh kerajaan Koryo. Selain itu, ilmu astronomi, matematika dan ilmu-ilmu lainyya dari dunia isalm disebarluaskan ke Koryo melalui kerajaan Yuan.
(8) Kesusastraan dan musik
Hyangga kerajaan Silla juga tetap digemari oleh masyarakat kerajaan Koryo, termasuk Hyangga yang diciptakan oleh winarawan Kyuno. Sementara itu kesusastraan Cina juga berkembang dan menjadi kesusastraan yang semakin indah.
3. Kegiatan kerajaan Koryo di Luar Negeri
(1) Pertukaran barang-barang kebutuhan ekonomi dengan kerajaan Sung
(2) Hubungan perdagangan dengan Khitan dan Nuzhen
(3) Kontak dengan dunia islam di asia barat daya
(4) Transaksi dengan kerajaan Yuan melaui hubungan bilateral pertukaran seni budaya.
(5) Pertukaran hubngan denga Jepang dan Asia Tenggara melaui hubungan diplomatik.


D. Masa Kerajaan Choson I
1. Perkembangan Politik dan Sosial
(1) Pendirian Kerajaan Choson dan Pertumbuhan Tahap Awal
Proses pembaharuan struktur pemerintahan untuk dapat mendirikan kerajaan yang berlandaskan Ilmu Konghuchu dimulai dari masa Raja Taejong, Sejong, Sejo sampai Raja Sengjong pada masa pemerintahan Raja Sejo mulai disusun hukum dasar yaitu Kyongguk Daejon oleh Coe Hang dann pada masa pemerintahan raja Sangjong hukum dasar itu ditetapkan sebagai hukum dasar yaitu ’ Kyongguk’
(2) Sistem Politik Sentralistik
Pada masa awal Kerajaan Choson, sejumlah besar bangsawan yang mendukung kelahiran Choson berhasil memegang kekuatan politik. Namun, kekuatan politik bangsawan tersebut secara bertahap semakin berkurang dan digantikan oleh kekuasaan raja. Hilangnya kekuasaan politik kaum bangsawan melahirkan sistem politik berpusat di tangan raja.
(3) Bangsawan dan Teknokrat
Yangban / kelas bangsawan muncul sebagai golongan pemimpinm pada masa kerajaan Choson. Nama asli Yangban di ambil dari sebutan Mungwan ( Sipil ) dan Mugwan ( Ksatria ) yang wewenagnya sebagai lapisan masyarakat khusus semakin meningkat. Diantara golongan Yangban, posisi Mungwan lebih diutamakan daripada posisi Mugwan.
(4) Kebijakan pertanian dan dampaknya bagi petani
Dengan sistem pembagian klasifikasi tanah, kaum petani kerajaan Choson terbagi dalam 2 golongan, yaitu petani yang memiliki tanah sendiri dan petani yang meminjam tanah dari para pemilik tanah. Kaum para petani yang meminjam tanah dari para pemilik tanah harus menyerahkan separuh hasil panen kepada para pemilik tanah sebagai bayaran sewa tanah tersebut.
(5) Perdagangan, Industri-Kerajinan, Komunikasi dan Transportasi
Kegiatan perdagangan lebih banyak dilakukan di ibu kota dan kota-kota administratif didaerah. Dipihak lain, para industri kerajinan tangan dipegang oleh kerajina tangan milik pemerintahan. Mereka memproduksi berbagai macam barang, antara alain senjata, balok cetak, alat tulis dan keramik.
Permbangunan berbagai sarana transportasi dan komunikasi dilakukan untuk memperlancar pengiriman bahan pangan yang dipungut dari setiap daerah sebagai ganti pembayaran pajak ke ibu kota.
(6) Landasan Kebijakan Kerajaan
Ide politik Konghuchu adalah mewujudkan negara demokratis yang berlandaskan pada kekuasaan Raja. Ide politik itu pula yang dipakia sebagai ideologi politik Choson sebagai kaum bangsawan Yangban selalu berusaha memperdalam pengetahuannya mengenai ilmu Konghuchu agar adapat lulus dalam ujian pemilihan birokrat ( Mun-Gwan ) yang menekankan pengetahuan dan pemahaman terhadap Ilmu Konghuchu.
(7) Munculnya Sarjana Ilmu Konghuchu dan kemajuan Pusat Kerajaan
Pada masa pemerintahan raja Sejo, muncul suatu kekuatan politik baru yang dibentuk oleh para sarjana ilmu Konghuchu dan disebut sebagai aliran Samin. Pada masa pemerintahan Raja jungjong, salah seorang pemimpin aliran Sarim bernama Jo Kwang-Ju mencoba melaksanakan kebijakan reformasi secara besar-besaran. Uasaha itu gagal total karena kelompok konservatif sangat menentang pelaksanaan kebijakan tersebut. Sebagai usaha saling bunuh diantara para sarjana semakin bertambah hebat, banyak sarjana aliran sarim yang berasal dari daerah memutuskan untuk pulang kekampung halamannya. Disana mereka mendidik kaum muda setempat melalui pendirian sawoh ( sekolah pribadi yang berfungsi sebagai tempat berdoa bagi almarhum guru mereka ). Pendirian sawon dan penyebarluasan Kontrak Hyang berhasil meningkatka kekuatan politik kaum sarim dan memasyarakatkan etika konghuchu dalam kehidupan masyarakat kerajaan Choson. Berkat usaha yang dilakukan oleh para sarjana, ilmu metafisika Choson mencapai puncak kejayaannya pada abad 16.
2. Aktifitas Ilmuan Konghuchu serta perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kesenian
(1) Aktivitas Ilmuan Konghuchu
Para Raja kerajaan Choson, khususnya Raja Sejong dan sangjong, memberikan perhatian khusus dalam pengembangan ilmu pengetahuan dengan cara memimpin kegiatan pengajaran dan mendukung kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para cendekiawan dan sarjana.
Pada abad 15, ilmu pengetahuan memperoleh keberhasilan nyata di berbagai bidang khususnya ilmu sejarah, geografi, pertanian, kesehatan, dll.
(2) Penciptaan Huruf Han-qui
(3) Perkembangan Ilmu Metafisika
Pada masa awal kerajaan Choson, beberapa birokrat seperti Jong Do-Jon dan Kwon kun, berusaha meletakkan ilmu metafisika sebagai sebagai ideologi politik Choson. Akhir abad 15 muncul para sarjana ilmu metafisika sarim di bawah kepemimpinan Kim Jong-Jik. Para sarjana Sarim inilah yang mengembangkan ilu metafisika secara pesat.
(4) Penerbitan Buku
Kegiatan penerbitan buku termasuk salah satu yang juga dikembangkan pada masa kerajaan Choson. Berbagai buku, khususnya buku-buku ilmu sejarah, geografi, militer, serta ilmu Konghuchu dan Moral diterbitkan

(5) Perkembangan Ilmu Pertanian dan Astronomi
Ilmu astronomi/ pertimbangan ikut dikembangkan karena ilmu tersebut terkait erat dengan kehidupan petani. Pengetahuan tentang astronomi/ perbintangan menjadi dasar pandangan alam semesta, yatu masyarakat kerajaan Choson percaya bahwa penyalahgunaan wewenang raja akan dapat menimbulkan perubahan cuaca secara derastis sebagai suatu peringatan dari langit. Ilmu astronomi juga diguakan untuk informasi yang penting bagi industri pertanian.
(6) Ilmu Kesehatan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Awal masa pemerintahan kerajaan Choson sangat mendukung kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk lebih mendorong terwujudnya kestabilan kehidupan masyarakat dan meningkatkan kekuatan nasional. Abbad 15 ilmu pengetahuan dan teknologi meningkat dengan pesat khususnya ilmu pengobatan.
(7) Kesusastraan pada masa awal Kerajaan Choson
Di masa awal kerajaan Choson, kesusastaraan Cina menjadi kesusastaraan utama dalam masyarakat Choson. Akan tetapi, penciptaan huruf Han-qui sedikit banyak telah ikut mendorong peningkatan kegiatan kesusastaraan Nasional.
3. Hubungan Internasional dan Pertukaran Seni Budaya
Kebijakan Pro-Ming dan kebijakan Bekerja sama
Tujuan untuk menstabilkan status negara maupun hak absolut raja, sekaligus untuk mengejar keuntungan ekonomi dan seni budaya. Untuk mencapai tujuan itu, kerajaan Choson mengirim utusan ke kerajaan Ming secara rutin. Melalui pengiriman utusan secara bersilang, kedua kerajaan meningkatkan kegiatan perdagangan dan pertukaran kebudayaan.
E. Masa Kerajaan Choson II
1. Perubahan Sosial Menjelang Masa akhir Kerajaan Choson
Pada abad 16 sejumlah sarjana baru yang berasal dari sarim berhasil tampil sebagai birokrat di Pemerintahan Pusat. Para sarjana baru itu mulai bertentangan dengan Kaum sarjan Konservatit yang telah memegang hegemoni politik sejak berdirinya kerajaan Choson, kedua kelompok sarjana itu dapat menjalankan pemeritahan dan menghasilkan kebijakan negara bersama-sama meskipun masih menunjukkan perbedaaan pendapat. Sejak Raja Sonjo naik tahta, kaum sarim mulai menerapkan politik sarim untuk mengontrol kehidupan politik kerajaan Choson, akan tetapi munculnya perbedaan pendapat tentang gagasan politik telah mengakibatkan munculnya hal-hal negatif di bidang politik dan ekonomi.
(1) Kebijakan Tangpyong da Retorasi Kerajaan Choson
Abad ke 18 Raja Yongjo dan Raja Jongjo menetapkan tangpyong chaek ( kebijakan keharmonisan ) untuk mencegah munculnya hal-hal negatif politik faksi. Kebijakan ini antara lain meliputi perundingan langsung antara para pemimpin kelompok politik yang saling bertentangan, pengangkatan jabatan tanpa membedakan basis kelompok politik dan pembangunan monumen Tangpyong chaek ( tidak memihak pada suatu faksi dan mencerminkan tekad yang kuat untuk menghilangkan hal-hal negatif ).
(2) Pembaharuan Peraturan Perpajakan
Masyarakat Choson memiliki 3 kewajiban terhadap kerajaan, yaitu membayar pajak persawahan, menyerahkan barang-barang kebutuhan ekonomi dan memberikan jasa tenaga kerja. Setelah jepang melancarkan invasinya, peraturan mengenai pelaksanaan 3 kewajiban itu semakin ketat sehingga menembah kesengsaraan bagi masyarakat. Perubahan sistem pembayaran pajak berhasil meringankan beban masyarakat meskipun dalam prosedur pelaksanaannya masih terdapat dampak-dampak negatif.
(3) Peningkatan jumlah prduksi hasil pertanian
(4) Pertumbuhan perdagangan dan pembentuka jaringan distribusi
(5) Peningkatan jumlah produksi hasil kerajinan tangan
(6) Perubahan sistem status sosial
Perubahan status sosial dikalangan masyarakat kerajaan Choson terjadi sebagai akibat adanya pembaharuan syarat ekonomi dan sosial, serta maraknya gerakan masyarakat untuk membebaskan diri dari status sosialnya saat itu dan masuk ke dalam golongan masyarakat dengan status sosial yang lebih tinggi. Namun, gerakan perubahan status sosial tersebut belum berhasil mengubah arah sejarah kerajaan Choson, meskipun telah cukup berhasil mengguncang sistem bangsawan.
2. Gejala Baru dalam Kegiatan Seni-Budaya
(1) Arah baru bagi Kegiatan Ilmiah
Menghadapi kelemahan ilmu metafisika yang lebih mengutamakan teori, di dalam kalangan kesarjanaan kerajaan Choson muncul suatu gerakan yang lebih mengutamakan filsafat pragmatis dalam rangka memperbaharui kehidpan sosial yang tidak stabil dan membuat jalan keluar bagi permasalahan bangsa dan negara.
(2) Pertumbuhan dan perkembangn Ilmu Pragmatis
Han Baek-Kyom dan Yi Su-Kwang merupakan pelopor ilmu pragmatis kerajaan Choson. Ilmu pragmatis kemudian dikembangkan oleh Yu Hyong-Won dan Yi Ik menjadi suatu ilmu baru. Meskipun Yu Hyong-Won dan Yi Ik mendapat tawaran untuk memperoleh jabatan dalam pemerintahan pusat, mereka menolak tawaran tersebut dan memilih untuk mengajar murid-muridnya di kampung halamannya masing-masing dan sambil terus meletakkan landasan yang kokoh bagi pengembangan ilmu pragmatis.
(3) Pengembangan Kuk-Hak ( Pelajaran Nasional ) dan arti pergerakan Pragmatis
Berkat kegiatan sarjana ilmu pragmatis sejak abad ke-18 sa,pai akhir abad ke-19 ilmu-ilmu kerajaan Choson berkembang pesat. Khususnya il,u Kuk-Hak ( Pelajaran Nasional ). Kegiatan para sarjana ilmu pragmatis itu berhasil mendorong modernisasi dan kesadaran bangsa korea.


(4) Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Seiring dengan penyebarluasan kegiatan seni-budaya, kegiatan industri, termasuk ilmu pengetahuan mengenai dunia medis, berkembang dengan pesat. Teknologi medis dunia barat juga diterapkan.
(5) Pertumbuhan kegiatan Kebudayaan Masyarakat
Pertumbuhan pesat kegiatan industri dan terguncangnya sistem struktur social masyarakat telah mendorong meningkatnya perhatian masyarakat terhadap bidang pendidikan dan kebudayaan. Seiring deng bertambahnya pemahaman masyarakat, muncul orang-orang baru yamg cukup berbakat di bidang seni-budaya.























BAB IV
PERTUMBUHAN DAN TANTANGAN MASYARAKAT CHOSON

1.Gerakan Reformasi Modern
(1)Restrukturasi politik dalam negeri dan penaklukan agresi dari luar.
Menjelang tahun 1860,kerajaan choson menghadapi berbagai kesulitan,baik intern maupun ekstern.Situasi terebut menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat chison terhadap pemerintah.Oleh karena itu,masyarakat mendesak kerajaan agar melakukan usaha-usaha untuk menstabilkan kehidupan rakyat,memperbaiki kedisiplinan politik dan mempertahankan diri dari serangan dunia barat.
Pasukan pengawal kerajaan Choson di pulau kong hwa,pintu masuk DKI Choson,Pada tahun 1866 berhasil mengalahkan serbuan pasukan Prancis yang datang dengan dalih membela penindasan terhadap umat katolik di Choson.
Setelah berhasil memblokir serbuan Prancis dan AS,kerajaan Choson lebih memperketat pelaksanaan kebijakan pintu tertutup.Namun kebijakan pintu tertutup telah menimbulkan kesalah pahaman terhadap perubahan dunia luar,bahkan menjadi hambatan bagi kerajaan Choson untuk mewujudkan modernisasi negara.
(2)Pembukaan pelabuhan dan kebijaksanaan pencerahan
Pada tahun 1876,kerajaan Choson menyepakati persetujuan hubungan diplomatik dengan Japang,dan kemudian disusul dengan perjanjian pembukaan hubungan dan perdagangan dengan AS,Inggris,Jerman,Rusia ,Prancis,d.l.l.Hubungan diplomatik ini dimaksutkan agar menghapus khayalanimperialis jepang Yang ingin memperolaeh hak monopoli di choson.
Setelah mencapai perjanjian pembukaan hubungan diplomatik dan perdagangan dengn dunia luar,kerajaan Choson berusaha semaksimal mungkin menerapkan berbagai peradaban Dunia barat.
(3)Pemberontakan militer tahun 1882
Sejumlah besar sarjana ilmu konghucu menentang terhadap kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan penerapan kebudayaan dunia luar.Mereka menuntut kerajaan Choson untuk tetap memberikan perlawanan pada saat armada Prancis dan AS menyerbu pulau Kongwa.PemberontKn militer Imo pecah pada tahun 1882 ýang dilakukan oleh para anggota pasukan militer lama yang merasa tersinggung atas pemberian gaji bulanan berupa beras yang sudah bercampur dengan pasir.
Dalam pemberontakan tersebut kelompok pasukan lama berhasil mengusir keluarga marga Min.yang telah mengangkat hungson Daewongun sebagai pemimpin baru.
(4)Kudeta oleh golongan reformasi
Dengan memanfaatkan pasukan Choson dan Jepang,telah melancarkan kudeta dan merebut kekuasaan setelah sebelumnya membunuh para birokrat yang berasal dari marga Min dalam suatu upacara peresmian kantor pos dan mengangkat raja Kojong sebagai pemimpin baru.Setelah berhasil menguasai kudeta,pemerintah choson memulai pelaksanaan kebijakan reformasi yang bersifat moderat secara bertahap.
(5)Gerakan Donghak
Dalam menghadapi campur tangan kerajaan Qing dan jepang pemerintah Choson memilih untuk memanfaatkan Rusia.Tetapi Inggris sebagai reaksi terhadap ekspansi kekuatan Rusia,mengirimkan armadanya ke pulau Komun.Setelah mereka yakin terhadap tekad Rusia yang tidak akan menyerang terotoial Choson,armada Inggris di tarik kemali pada tahun 1887.Dalam situasi kacau,gerakan Donghak semakin tersebar luas di kalangan masyarakat umum.
Gerakan penganut Donghak mulai bermunculan di seluruh pelosok kerajaan Choson setelah terjadi nya pemberontakan kobu pada tahun 1894.
(6)Reformasi sistem politik dan sosial
Pemerintah Choson mendirikan kunguk kimocho ,sebuah badan khusus yang bertugas untuk merancang dan melaksanakan reformasi di segala bidang,termasuk politik,ekonomi dan sosial(reformasi kab-o).
Reformasi kerajaan choson dapat di bagi menjadi 3 tahap.Tahap pertama di bawah kepemimpinan Kim Hong-jib dan Yu kil chun berhasil menyusun 210 UU reformasi tanpa banyak di pengaruhi oleh Jepang.
Tahap ke 2 berlangsung mulai desember 1894 sampai juli 1895.ditandai oleh kuat nya pengaruh Jepang dalam kabinet koalisi kerajaan Choson.
Tahap ke 3 berlangsung di bawah kepemimpinan perdana menteri Kim Hong jib dan menteri dalam negeri Yu Kil Chun sesaat setelah pembunuhan Ratu Myong Jong pada bulan oktober 1895.
(7)komite kemerdekaan dan gerakan mandiri
Akibat campur tangan imperialis Jepang dalam urusan dalam negeri kerajaan Choson,Raja Kojong terpaksa mengungsi ke konsulat Jendral Rusia untuk sementara waktu dan membentuk kabinet baru pada tahun 1896.
Meskipun gerakan komite kemerdekaan menemui kegagalan,namun gerakan tersebut berhasil menyumbangkan sebuah pemahaman akan semangat modernisasi kepada masyarakat umum.Pengertian dan kesadaran itu menjadi landasan kokoh ideologi bagi gerakan anti imperalis Jepang di kemudian hari.
(8)Pendirian Daenhanjeguk dan kebijaksanaan kekuasaan sendiri
Setelah mengungsi selama setahun ke konsulat Jenderal Rusia,Raja Kojong pulang kembali ke istana Kyongun(sekarang istana Doksu)sesuai dengan tuntutan komite kemerdekaan dan masyarakat umum.Pada tahun 1987,Raja Kojong mengumumkan kedaulatan negara dan menetapkan nama resmi negara yaitu Daenhanjeguk(kerajaan Daehan) dan sejak saat itu kerajaan Choson mulai melaksakan beberapa kebijakan reformasi di bawah semboyan peningkatan kekuatan nasional.








BAB V KOREA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG

B. Nasionalisme dan revolusi sosial 1919-1931
1. Perkembangan gerakan kemerdekaan
(1) Gerakan 1 Maret
Merupakan gerakan demokratis yang dipelopori oleh para pelajar walaupun tujuan utama gerakan ini tidak berhasil, namun gerakan 1 Maret mampu menyatukan seluruh gerakan kemerdekaan di korea secara efisien. Bahkan gerakan 1 Maret telah menjadi contoh bagi bangsa lalin tentang bagaimana seharusnya gerakan kemerdekaan itu berlangsung.
(2) Aktivitas Pemerintah Sementara Republik Korea
Sebagai tindak lanjut gerakan 1 Maret, Pemerintah sementara Republik Korea mulai menjalankan fungsinya dengan berlandaskan pada semangat demokrasi dan undang-undang dasar modern. Pemerintah sementara Korea membentuk “uijongwon” (lembaga legislatif) ndan “kutemuwon” (lembaga eksekutif) untuk lebih mempermudah pelaksanaan Pemerintah semantara.
(3) Perjuangan Anggota Militer Kemerdekaan
Seringnya penyerbuan anggota militer Kenerdekaan adalah wujud dukungan mereka terhadap Kemerdekaan Korea. Salah satu aksi heroik yang terkenal adalah ketika pasukan militer Korea berhasil mengalahkan 3300 pasukan jepang di lembaga desa chongsanli pertempuran itu sendiri terjadi di bulan oktober 1920.
(4) Perjuangan Ati Jepang di dalam Negeri Setelah Gerakan Kemerdekaan 1 Maret
Pada masa ini terjadi satu peristiwa yang dikenal dengan “Proklamasi Kemerdekaan 8 Februari”, “Sinkanhoe” merupakan organisasi persatuan kaum buruh dan petani yang dibentuk oleh Yi sang-jae pada tahun 1927 Tujuan gerakan ini adalah untuk mempersatukan bangsa Korea tanpa membedakan gagasan atau ideologi yang dianut agar tercapai kemerdekaan bangsa Korea.

2. Reformasi Kebijakan Kebudayaan Jepang
(1) Kebijakan Gubernur Jenderal Saito
Untuk meredam gerakan kemerdekaan yang semakin marak, Jepang bersikap agak lunak kepada rakyat Korea Saito Makoto sebagai Gubernur jenderal perwakilan Jepang membuat berbagai kebijakan yang bersifat Pro-Korea. Reformasi Saito meliputi bidang politik, pendidikan, kebebasan pers dan berorganisasi, ekonomi, dan militer.
(2) Pembaharuan Bidang Politik dan Kebudayaan
Adanya kebebasan pers yang cukup longar telah menjadi jembatan baru bagi rakyat Korea ubtuk menyampaikan aspirasinya, pembangunan jaringan-jaringan telekomunikasi memberi kebudahan mobilitas bagi rakyat Korea laksana jamur dimusim hujan, bermunculan banyak organisasi baru dengan membawa ideologi baru pula. Pada bulan juni 1920 sektar 600 organisasi berintegrasi menjadi “(hason chongyon yoiiha phoe” (Liga Pemuda Korea)
(3) Nasionalisme Budaya : Gradualisme dan Kemerdekaan nasional
Untuk mencegah perpecahan diantara rakyat korea, yi kwang-su mengusulkan adanya peningkatan nasionalisme budaya Korea salah satunya dengan jalan mendirikan Universitas Nasional Korea. Namun karena berbagai sebab,usaha pendirian Universitas Nasional Korea mengalami kegagalan langkah kedua untuk meningkatkan nasinalisme budaya melalui pengoptimalan peran pembangunan ekonomi nasional.
(4) Pemikiran Politik Kiri dan Kontroversi Politik
Sebagai dampak perang dunia I, revolusi Rusia, dan kehadiran Unisoviet sebagia pemenang perenag adalah lahirnya pola pemikiran sosial yang baru.munculnya paham solidarisme di Korea sejak tahun 1910 dan ideologi radikal di kalangan pelajar pada tahun 1922 telah memberi warna polotik baru di Korea. Namun pada akhirnya berbagai pemahaman baru itu menimbulkan perpecahan dikalangan pergerakan nasional sebagai akibat dari pergerakan revolusioner rakyat Korea.

# Masa Animilasi, Mobilisasi, dan perang 1931-1945 #
1. Pertanian, Industri, dan Mobilisasi Buruh
Gubernur Jenderal Ugaki Kazushige sebagai perwakilan Jepang mengambil kebijakan untuk memperbaiki ekonomi Jepang di Korea selama masa pemerintahanya (Juli 1931-Agustus 1936) TELAH MEMBAWA NUANSA POSITIF BAGI PEREKONOMIAN Jepang dan Korea.namun selama Ugaki menjadi Gubernur Jenderal, masa ini juga merupakan masa suram bagi kalangan nasionals, radikal, dan klangan intelektual apolitis.
2. Perkembangan Kebudayaan Korea
Maraknya surat kabar nasional pada tahun 1931-1937 sedikit banyak berhasil mengingatkan jumlah konsumen kebudayaan. Pada masa ini pula muncul organisasi “Chindan Halilioe” yang memiliki tujuan untuk menyebarluaskan sejarah dan kebudayaan tradisional Korea yang sebenarnya.
3. Pelaksanaan Asimilasi dan Mobilisasi Perang
Gerakan untuk mempercepat asimilasi bangsa Korea sebagai bagian dari Jepang telah berlangsung sejak tahun 1934. Kebijakan asimilasi mencapai puncaknya saat berkecamuk perang pasifik. Sebagai dampaknya pada tahun 1939 rakyat Korea diharuskan mengubah namanya dengan mengunakan nama Jepang.
4. Tahap Terakhir Penjajahan Kolonial : 1941-1945
Kesibukan Jepang menghadapi perang dunia II menyebabkan menurunya pengawasan terhadap organisasi politik di Korea. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai pegerakan nasional untuk mewujudkan kemerdekaan Korea, selama akhir perang dunia II, rakyat Korea sangat mengharapkan kemenangan pasukan sekutu atas Jepang sehingga berakhirlah imperialisme Jepang di Semenanjung Korea.




BAB VI
PEMISAHAN SEMENANJUNG KOREA DAN KELAHIRAN REPUBLIK SERTA PERKEMBANGANNYA

1. Persiapan Kemerdekaan Korea
Menjelang kekalahan Jepang dalam perang dunia II pihak Jepang mendekati beberapa tokoh pergerakan Korea untuk tetap melindungi kekuasaan Jepang di Korea. Salah satunya adalah Yo Un-Hyong. Yo Un-Hyong membentuk “Choson Kon-Guk Junbi Wiwonhoe” (Komite persiapan kemerdekaan kore) dengan dukungan seluruh rakyat Korea, pada tanggal 6 Septrember 1945 komite ini memproklamirkan berdirinya “Choson Inmin Konghwaguk” (Republik Rakyat Korea) dengan Rhee Syngman sebagai kekuatanya.
2. Kelahiran Republik Korea dan Perang Korea
(1) Klahiran Republik Korea
Akibat campur tangan AS dan US, semenanjung Korea terbagi menjadi 2 tetap pada garis 38o LU di belahan utara terbentuk Republik Demokrasi Rakyat Korea yang berpaham kominis yang dengan iklim 11-sung sebagai perdana menterinya. Sementara di belahan lain sememnanjungn Korea lehir pemerintahan Republik Korea yang berlandaskan sistem demokrasi dan kapitalisme dengan Rhee Syangman sebagai Presiden pertamanya.
(2) Tragedi Perang Saudara
Pada tanggal 25 Juni 1950, Korea Utara yang didukung Unisoviet melakukan agresi militer terhadap Korea Selatan. Agresim militer ini berhenti pada bulan Juni 1953 setelah pasukan militer Korea Selatan yang dibantu pasukan penjaga Perdamaian PBB mampu memukul mundur pasukan Korea Utara hingga akhirnya terjadi perjanjian gencatan senjata.
(3) Proses Dialog Langsung Antar Korea
Adanya pembagian wilayah dan perang saudara telah menyebabkan timbulnya jurang pemisah di semenanjung Korea. Pada tanggal 4 Juli 1972 antara Korea Utara dan Selatan mengadakan perjanjian pernyataan semenanjung Korea. Dalam perkembaganya perjanjian ini berhenti di ntengah jalan akibat pemutusan dialog secara sepihak oleh Korea Utara.
3. Pertumbuhan Republik Korea
(1) Republik pertama Korea di bawah Rhee Syangman
Pemerintah Rehee Syangman berlangsung secara diktator. Berbagai aspek kehidupan rakyat Korea berada dibawah kontrol pemerintah masa Pemerintahan Rehee Syangman (1948-1960) berakhir setelah adanya demokrasi besar-besaran rakyat Korea yang tidak puas atas kinerja Rehee Syangman selama menjabat sebagai Presiden Korea Selatan.
(2) Revolusu April 1960 dan Masa Republik Kedua
Setelah terjadi demonstrasi 18 April 1960, berakhir Republik Pertama Korea di bawah pimpinan Rehee Syangman. Pemerintahan yang baru mengadakan pemilu tanggal 29 Juli 1960. DPR hasil pemilu menunjuk Yun Yo-Son sebagai Presiden dan Chang Myon sebagai perdana menteri. Belum genap setahun pemerintahan, pihak militer melakukan kudeta terhadap Pemerintahan baru ini.
(3) Masa pemerintahan republik ketiga di bawah park chung hee
Pihak militer menuunjuk park chung hee sebagai presiden setelah mereka berhasil menggulingkan kekuasaan perdana menteri Chang Myon. Masa pemerintahan Paark chung hee terbagi dalam 3 periode, yaitu tahun 1961-1963, 1963-1972, 1073-1979. Selama memerintah Park Chung Hee menempatan nmiliter sebagai pusat kegiatan politik. Peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan nasional melalui pembangunan nasional adalah fokus utama pemerintahannya. Pada tahun 1972, Park Chung Hee mengumumkan sistem “Yusin” yang mengubah posisi kepresidenan menjadi sistem kediktatoran yang sah. Pada akhir pemerintahannya, Park Chung Hee dibunuh oleh badan intelejen pusat korea.
(4) Masa republik kelima dibawah kepemimpinan Chun Doo-Hwan
Setelah peristiwa pembunuhan Park Chung Hee, Roh Tae-Woo, Chong Ho-Yong dan Chun Doo-Hwan mengambil alih kekuasaan pemerintah Korea. Setelah tiga tahun masa transisi (1978-1981), Chun Doo-Hwan menggunakan strategi Yasin selama memerintah. Pemerintahannya yang otoriter mendapat reaksi keras dari rakyat korea selatan. Pada tanggal 10 Juni 1987, chun doo-hwan memilih Roh tae-Woo sebagai kandidat presiden penggantinya akibat semakin meluasnya gerakan demonstrasi.

(5) Masa republik keenam dibawah Roh Tae-Woo
Setelah dipilih menjadi kandidat pengganti presiden, pada tanggal 29 Juni 1987 Roh Tae-Woo mengeluarkan 8 program reformasi. Pemerintahan Roh Tae-Woo hanya berlangsung selama 5 tahun. Namun selama masa pemerintahannya nilai-nilai demokrasi muali ditegakkan.





















BAB VII
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUDAYAAN KOREA

1. Pertumbuhan ekonomi dan ekspansi ke luar negeri
(1) Pemacuan rencana pengembangan ekonomi
Semenjak awal tahun 1960, rakyat korea selatan mulai melaksanakan kebijakan pembangunan ekonomi nasional. Masa pemerintahan republik ke-3 tidak dapat dipungkiri lagi telah berhasil meletakkan landasan bagi kehidupan eonomi-politik korea modern
(2) Penyebarluasan gerakan sae-maul
Gerakan yang muncul atas gagasan presiden Park Chung Hee ini bertujuan untuk mengembangkan dari memodernisasikan daerah pedesaan
(3) Ekspansi perusahaan dan tenaga kerja di luar negeri
Dengan semangat pembangunan nasional yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi dalam negeri, bayak industri korea yang mengalami perkembangan kemajuan yang signifikan.
(4) Pertumbuhan masyarakat korea di luar negeri
Sejak memperoleh kemerdekaannya, banyak warha korea yang memilih tinggal di luar negeri. Tercatat, terdapat kurang lebih 5 juta warga korea yang tinggal dan bermukim di luar negeri

2. Kejayaan kebudayaan modern
(1) Peningkatan pendidikan nasional
Selama 50 tahun kemerdekaan, bangsa korea mampu mengmbangkan tatanan baru di bidangn pendidikan. Hingga saat ini terdapat 5900 SD, 2650 SMP, 1800 SMA, dan 290 universitas di korea selatan
(2) Pengembangan penbelitian ilmiah
Selain bidang bahasa, kesusasteraan, dan sejarah korea, ,banyak bidang ilmiah baru yang membawa kemajuan bagi bangsa korea. Dalam perkembangannya, korea berusaha membentuk peradaban modern. Dalam perkembangannya, korea berusaha membentuk sistem pendidikannya secara mandiri.
(3) Pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi
Untuk mampu membentuk peradaban modern, korea selatan mengambangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama ilmu pengetahuan praktis yang berkembang dengan sangat cepat.
(4) Aktivitas kegiatan keagamaan dan kesenian
Sistem demokrasi korea selatan menjamin kebebasan beragama dan aktivitas seni budaya. Pengaktifan agama dan seni budaya korea memperlihatkan keunggulan budaya korea yang berlandaskan pada keharmonisan antara niali-nilai budaya tradisional dan gaya modern dunia barat.
(5) Kemampuan seni budaya ke luar negeri
Dewasa ini masyarakat korea memperkenalkan seni budayanya ke dunia luar. Walaupun semenanjung korea terbagi menjadi dua negara, namun masyarakat korea berusaha untuk menjadikan korea sebagai pusat kebudayaan internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar